🥪🥪🥪🥪🥪
Ini adalah istilah yang dipopulerkan oleh seorang Profesor dari Universitas Kentucky, USA, Dorothy Miller, di dalam sebuah jurnal pekerja sosial yang diterbitkannya tahun 1981.
Generasi Sandwich ini adalah generasi yang terhimpit secara finansial untuk mencukupi kebutuhan finansial 'pihak atas' alias orang tua/anggota keluarga dan 'pihak bawah' alias anak.
Plus kebutuhan diri sendiri tentunya.
Karena posisinya 'terjepit' inilah makanya diibaratkan kayak roti sandwich.
Contoh nih, suami-istri sudah punya anak. Dua2nya kerja. Tinggal di Jakarta.
Misalkan gaji gabungan 10 juta.
Dengan gaji ini harus membiayai orang tua, membiayai anak, plus kebutuhan bulanan, sekolah anak dan segala cicilan.
Secara kebutuhan rutin mungkin bisa dicukup-cukupin, tapi biasanya mereka jadi sulit sekali menabung. Dan sebagian besar jadi harus mengubur impian karena mengutamakan tugas sebagai penyokong keuangan untuk pihak atas dan bawah tadi.
Nah sebelum salah dipahami, bukan berarti ini gak ikhlas ngasih orang tua ya. Atau gak percaya bahwa kalau memberi orang tua maka rejeki akan melimpah dari Allah.
Bukan soal itu.
Aku percaya matematika rejeki Allah itu kalkukatornya berbeda.
Tapi kita akan membahas bahwa Generasi Sandwich ini bisa jadi lingkaran setan.
Dan kita bisa jadi menghasilkan generasi sandwich selanjutnya kalau rantai 'lingkaran setan' ini gak diputus di kita.
Di Indonesia ini aku liat Generasi Sandwich jadi kayak turun temurun.
Dimulai dari si A yg harus membiayai orang tua dan anak.
Lalu jadi gak bisa cukup nabung.
Akhirnya masa tua gak punya dana hari tua yang cukup. Maka A ini kehidupannya harus ditopang sang anaknya.
Anaknya lalu nikah dan beranak pinak juga.
Maka dia pun jadi menyokong keuangan si A dan anaknya sendiri.
Gak bisa nabung.
Akhirnya gak punya cukup dana untuk hidup di masa tua. Jadilah di masa tua harus dibiayai anaknya.
Teruuuusss begituuuuu..
Turun temurun..
😅😅😅😅
Nah untuk memutus Generasi Sandwich ini, buatku pribadi adalah dengan TIDAK menganggap anak kita sebagai 'ASET' masa depan.
Aku gak pernah bilang ke Rafi anakku,
'kamu sekolah yg bener, trus kerja yang bagus dan banyak uang, nanti jadinya bisa kasih uang ke bunda ya'
Gak pernah.
Aku gak punya niat bahwa Rafi harus membiayai aku dan Agung di masa tua nanti.
Aku ingin Rafi nanti kerja bagus, atau bisnis yang sukses, ya uangnya buat dia dan keluarganya, dan juga untuk impian2 dia dan keluarganya.
Aku gak mau Rafi jadi Generasi Sandwich. Begitu pula anak cucunya nanti.
Insyaa allah aku dan Agung sekarang ini mumpung masih produktif, kerja sama bahu membahu mempersiapkan masa tua kami.
😍😍😍😍
Maka apa yang harus dilakukan untuk bisa memutus lingkaran setan ini?
PUNYA DANA HARI TUA.
Caranya?
Nabung, investasi, penghasilan tambahan lewat kerja sampingan atau apapun yg membuat kita bisa punya uang lebih sehingga bisa nabung dan punya simpanan.
Sesuaikan aja dengan pilihan yang paling nyaman buat kita.
💰💰💰💰💰💰
Sehingga saat kita berumur di atas 60 tahun nanti, kita punya dana yang cukup untuk menghidupi diri sendiri.
Standar gaya hidup kita pun minimal bisa tetap sama dengan apa yg sudah kita punya sekarang. Dan yang paling penting, kita gak perlu memberatkan generasi anak2 kita untuk kebutuhan sehari-hari di masa tua.
Selain itu, penting sekali punya rekening proteksi berupa ASURANSI KESEHATAN dan ASURANSI JIWA. Kalau belum punya dana lebih untuk ini, minimal banget punya BPJS.
Salah satu hal yg harus dipikirkan para Generasi Sandwich ini adalah saat orang tua sakit, biaya besar, menguras tabungan yang mungkin tadinya diniatkan untuk mewujudkan impian ataupun sebenarnya diniatkan untuk dana hari tua mereka.
Jadinya habis gak bersisa.
Bahkan banyak yang sampai harus berhutang demi bisa memberikan perawatan terbaik buat orang tuanya. Sesudahnya, malah jadi kesulitan keuangan akibat harus membayar cicilan hutang tambahan.
Yang namanya sakit gak pernah bisa diprediksi datangnya, dan uang yg dikeluarkan juga gak bisa diduga besarnya. Asuransi/BPJS jadi sebuah hal penting sekali.
Miliki asuransi/BPJS ini sedini mungkin.
Sehingga saat kita nanti sakit dan butuh biaya, gak membebani anak2 kita secara financial.
Dan untuk pencari nafkah utama, asuransi jiwa juga penting.
Supaya kalau terjadi resiko kematian, keluarga yang ditinggalkan kehidupannya tetap bisa berjalan normal secara keuangan.
Aku tau, sebagian besar dari kita adalah Generasi Sandwich. Karena di indonesia ini seperti menjadi kultur, menjadi budaya.
Generasi Sandwich ini kalau dirata2 adalah mereka yang umurnya 20-45 tahun.
Kalangan ini rentan banget mengalami tekanan karena jadi penyokong utama keuangan untuk 2 pihak, padahal secara penghasilan belum bagus2 banget.
Banyak aku baca betapa Generasi Sandwich ini banyak yang stress, tertekan dan bahkan menunda berkeluarga karena merasa dengan penghasilannya belum bisa punya biaya untuk menikah dan gak sanggup untuk menghidupi calon istri dan anaknya kelak, karena masih punya kewajiban membiayai orang tua dan belum bisa menabung.
Kita tentu gak ingin anak2 kita mengalami ini kan ya..
😔😔😔😔😔
Sekali lagi, memberi untuk orang tua sebagai wujud bakti dan 'lingkaran setan' generasi sandwich ini adalah 2 hal yg berbeda.
Fokuskan pada bagaimana Kita TIDAK menjadikan anak2 kita kelak sebagai generasi sandwich selanjutnya.
Saatnya kita putus rantai ini di anak2 kita, yuk!
Jangan jadikan mereka sebagai generasi sandwich dengan cara kita mempersiapkan keadaan financial kita sebaik2nya.
Terutama untuk hari tua kita.
Jadi, apakah kalian generasi sandwich?
Pastikan generasi ini BERHENTI di kalian.
🤗🤗🤗🤗🤗
Semoga bermanfaat yaaaa..
Kalau teman2 mulai berpikir untuk punya penghasilan tambahan, bisnis oriflame yang sudah aku jalankan 10 tahun ini bisa banget jadi salah satu pilihan.
Karena bisa dikerjakan oleh ibu rumah tangga, pekerja kantoran, bahkan mahasiswa.
Tanya2 aku caranya ya!
Boleh banget whatsapp ke 08157114356.
Dengan senang hati akan aku jelaskan.
Yuk kita genjoooot penghasilan kita mumpung muda, supaya punya dana hari tua yg cukup.
Dan anak2 kita tidak perlu jadi Generasi Sandwich.
🤗🤗🤗🤗
#SharingIda
Komentar
Posting Komentar